Melengkapi perjalanan wisata di bali, kali ini kami mengajak penggemar treveling melihat sisi lain Trunyan  yakni salah satu desa tua di Bali.

Untuk mencapai  Desa Trunyan,  kita akan terlebih dahulu melewati obyek wisata penelokan.  Dari ibu kota propinsi Bali akan menempuh jarak kurang lebih 65 km/ dan dari ibu kota bangli akan menempuh jarak 23 km.Dari Penelokan, anda dapat memandang  indahnya danau  Batur.  Terkadang terlihat perahu boat saat melayani wisatawan dalam setiap penyebrangan dari desa Kedisan ke Desa Trunyan.
Penggemar treveling ,…..sesaat kita  juga dapat melepaskan pandangan ke alam sekitar melihat panorama  pegunungan dengan hembusan angin yang menyejukkan.
Sisa –sisa lahar yang membeku dan berwarna hitam yang tersebar merata hampir di seluruh kawasan menjadi suatu daya tarik bagi setiap pengunjung.
Sedangkan rute obyek yang dilalui, menghubungkan wisata Kawasan Batur dengan wisata Tampaksiring dan Pura Besakih.
Untuk melengkapi fasilitas wisata yang ada di Kawasan Batur di Desa Kedisan dibangun sebuah dermaga boat  yang khusus melayani penyebrangan menuju ke Trunyan. Untuk satu buah motor boat, biasanya maksimal mampu menampung tujuh orang wisatawan. Dengan tariff angkutan yang terjangkau yaitu Rp 250,000,- per tujuh orangnya dan  para wisatawan dapat mengelilingi wisata danau Batur. Dalam waktu tempuh kurang lebih satu jam  wisatawan benar-benar terpuaskan apabila berkunjung sambil mengelilingi Danau Batur.
Desa Trunyan yang memiliki banyak keunikan terletak di pinggir danau Batur dan dikelilingi tebing bukit. Konon, ada sebuah pohon Taru Menyan yang menebarkan bau sangat harum.  Konon…Bau harum itu mendorong Ratu Gede Pancering jagat untuk mendatangi sumber bau.
Beliau bertemu dengan Ida Ratu Ayu Dalem Pingit di sekitar pohon cemara landing.  Disanalah kemudian mereka kawin dan disaksikan oleh penduduk desa hutan landung yang sedang berburu. Taru menyan itulah yang telah berubah menjadi seorang dewi yang tidak lain adalah istri dari Ida Ratu pancering jagat.
Sebelum meresmikan pernikahan, Ratu Gede mengajak orang desa cemara landung untuk mendirikan sebuah desa bernama taru menyan yang lama kelamaan menjadi Trunyan. Desa ini tepatnya berada di kecamatan Kintamani, kabupaten bangli.
Trunyan memiliki banyak keunikan dan daya tariknya paling tinggi adalah keunikan dalam memperlakukan jenasah warganya.Tidak seperti umat hindu umumnya di bali yang melangsungkan upacara ngaben untuk pembakaran jenasah di Trunyan, jenasah tidak dibakar melainkan hanya diletakkan di tanah pekuburan.

Justru tengkorak tengkorak itulah yang menjadi daya tarik  trunyan sebagai desa kuno dan dianggap sebagai desa bali aga atau bali asli.Trunyan memiliki tiga tiga jenis kuburan yang menurut tradisi desa trunyan ketiga jenis kuburan itu diklasifikasikan berdasarkan umur orang,  meninggal keutuhan jenasah dan cara penguburan.Kuburan utama adalah yang dianggap paling suci dan paling baik. Jenasah yang dikuburkan hanyalah jenasah yang jasadnya utuh,  tidak cacat dan jenasah yang proses meninggalnya dianggap wajar atau bukan bunuh diri serta kecelakaan.

Kuburan yang kedua disebut kuburan muda yang khusus diperuntukkan bagi bayi dan orang dewasa yang belum menikah. Namun tetap dengan syarat jenasah tersebut harus utuh dan tidak cacat.Kuburan yang ketiga disebut setra bantas, khusus untuk jenasah yang cacat dan yang meninggal karena salah pati maupun meninggal karena tidak wajar misalnya kecelakaan dan bunuh diri.Dari ketiga jenis kuburan itu,  yang paling menarik adalah kuburan utama atau setra wayah//
Kuburan ini berlokasi sekitar 400 meter di bagian utara desa dan dibatasi oleh tonjolan kaki tabing    bukit.
Sebagian badannya dari bagian dada ke atas dibiarkan terbuka tidak terkubur tanah.  Jenasah tersebut hanya dibatasi dengan ancak saji yang terbuat dari sejenis bamboo membentuk semacam kerucut/ yang digunakan untuk memagari jenasah.

Terdapat 7 liang lahat dan jika semua liang lahat sudah penuh dan ada lagi jenasah baru yang akan dikubu  jenasah yang lama dinaikkan dari lubang/ dan jenasah yang baru akan menempati lubang tersebut.
Jenasah lama akan diatur begitu saja di pinggir lubang. Jadi jangan kaget jika di setra wayah berserakan tengkorak manusia yang yang tidak boleh ditanam maupun dibuang.Keunikan trunyan yang lain adalah peninggalan purbakala . Prasasti trunyan tahun saka 891 masehi menyebutkan keberadaan sebuah pura yang bernama Pura pancering jagat. Di pura ini terdapat bangunan suci meru yang bertumpang tujuh. Di dala meru tersimpan sebuah arca batu megalitik setinggi kurang lebih 4 meter yang oleh masyarakat trunyan sangat disakralkan.
Arca tersebut dikenal dengan nama Arca da donta.  Tempat berstananyan ratu gede pancering jagat. Meru tumpang tujuh tersebut dianggap sebagai simbol lelaki.  Simbol perempuan ada pada pelinggih Ida Ratu Ayu dalem pingit berupa meru tumpang tiga yang dilengkapi dengan lambang yang tak dapat diukur dalamnya . Linggih simbol purusa pradana menurut kepercayaan masyarakat trunyan dan orang bali lainnya merupakan simbol kesuburan. Trunyan juga mempunyai keunikan lain yakni,  Tari Barong Brutuk, yang dipercayai penjelmaan dari Ratu Pancering Jagat .

sumber : http://balitv.tv/btv2/index.php/program/pesona-wisata-mainmenu-37/1509-trunyan-keunikan-desa-bali-aga
Pantai Kuta (pantai berpasir putih)
Pantai yang paling terkenal di Bali. Wisatawan yang berlibur di Bali tidak akan pernah lupa untuk berkunjung ke pantai Kuta, terutama pada saat matahari akan terbenam. Pantai Kuta merupakan salah satu tempat di Bali untuk melihat panorama terbenamnya matahari selain Pura Uluwatu, Pura Tanah Lot atau pantai Jimbaran. Dapat kita bayangkan setiap hari terutama pada sore hari pantai Kuta akan penuh dengan wisatawan domestic maupun mancanegara, menantikan matahari terbenam, berenang, atau sekedar jalan-jalan di sepanjang bibir pantai. Yang membuat pantai ini juga terkenal adalah ombaknya yang cukup tinggi untuk melakukan olah raga air terutama berselancar (surfing). Tidak heran kalau disepanjang pantai dapat dengan mudah kita menjumpai papan selancar yang disewakan. Anda mau mencoba?
Aktivitas di Pantai Kuta
Berjemur
Pantai Kuta adalah sebuah magnet bagi beachgoers, terutama bagi mereka yang tertarik untuk mendapatkan banyak tan-didambakan. Berbaring di pantai mengenakan bikini atau celana pendek dan kacamata hitam bisa menjadi cara mudah untuk menghabiskan hari di Kuta atau Anda dapat menyewa kursi panjang matahari hanya sekitar Rp 30.000 per hari.
Namun, waspadalah terhadap sinar kasar – Anda akan sangat tidak nyaman pada hari berikut jika Anda tidak berlaku tabir surya! Pilih perlindungan dengan kandungan SPF yang tinggi dan menghindari panas siang intens untuk memastikan Anda mendapatkan cokelat bersinar indah sebelum Anda kembali ke negara asal Anda. Untuk menghindari dehidrasi Anda disarankan untuk minum banyak air dan minuman ringan – semua tersedia dari vendor patroli pantai, juga menjual makanan ringan, es krim dan buah.
Main Layang-Layang
Berikut ini adalah ide untuk kegiatan, aman dan menyenangkan di pantai dengan keluarga Anda – layang-layang terbang! Ingin tahu tempat untuk membeli satu? Anda dapat dengan mudah menemukan baris dari toko-toko kecil dan pedagang yang menjual layang-layang tradisional Bali mulai dari kecil sampai ukuran raksasa, seperti Bebean (berbentuk ikan), Janggan (berbentuk burung) dan Pecukan (daun berbentuk), harga bervariasi sesuai untuk ukuran dan materi. Sekarang, menemukan tempat berangin sepi dan jauh Anda pergi!
Slingshot
Perawatan untuk sedikit petualangan? Kuta memiliki cara sendiri untuk memuaskan dahaga adrenalin Anda. Di tempat di depan Hotel Kuta Paradiso, ada katapel raksasa yang bisa melontarkan Anda 52 meter di udara. Bingkai Y berbentuk cagak memiliki strip karet dua melekat pada uprights, mengarah kembali ke saku untuk memegang dua kursi aman dirancang. Buka setiap hari 11:00 – terlambat.
Soccer Beach
Mendapatkan kecokelatan tetapi memiliki kalori ekstra yang perlu membakar? Jangan khawatir, Kuta penuh kegiatan pantai. Coba pertandingan sepak bola dengan beberapa penduduk setempat. Mereka biasanya mendirikan tiang gawang di sekitar 16:00 antara Hard Rock Café dan Discovery Shopping Mall. Hanya ikut bermain, atau bahkan lebih baik, membawa teman sehingga tim akan lebih. Sudah saatnya dunia tahu tentang kemampuan anda menggiring bola!
Surfing di Pantai Kuta
1.  Kerajaan Hindu di Indonesia Sebelum Kemerdekaan:
Tonggak perkembangan agama Hindu di Indonesia dimulai sejak permulaan abad Masehi sekitar tahun 400 masehi. Mulai abad inilah Indonesia memasuki zaman sejarah dan mengenal sistem kerajaan yang beragama Hindu. Kerajaan-kerajaan tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Kerajaan Hindu di Kalimantan Timur
Pada tahun 400 masehi merupakan tonggak perkembangan agama Hindu dengan didapatkan prasasti batu dalam bentuk “Yupa” di tepi sungai Mahakam di Kalimantan Timur yang menyebutkan nama “Kerajaan Kutai”. Yupa adalah batu tertulis berbentuk tiang yang digunakan dalam upacara agama.
Di Kutai ditemukan tujuh buah yupa. Salah satunya menyebutkan nama Raja Kudungga yang berputra Aswawarman. Aswawarman berputra tiga orang yang tertua bernama Mulawarman. Mulawarman disebut sebagai raja yang bijaksana, kuat dan berkuasa pada masa itu, serta mengadakan yadnya. Para Brahmana mendirikan yupa untuk peringatan yadnya ini.
Pada Yupa yang lain juga disebutkan raja Mulawarman telah menghadiahkan 8.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana di lapangan Waprakeswara.

b.    Kerajaan Hindu di Jawa Barat
Perkembangan agama Hindu di Jawa Barat diperkirakan terjadi sekitar abad ke lima masehi, ditandai dengan kerajaan Hindu Tarumanegara dengan rajanya Purnawarman. Selain itu ditandai juga dengan penemuan tujuh buah prasasti batu atau Saila Prasasti, diantaranya: Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti Muara Cianten, Prasasti Pasirawi, Prasasti Tugu, srta Prasati Lebak yang ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta, berbentuk syair yang memberikan keterangan tentang kerajaan Tarumanegara.
Prasasti Ciaruteun menyebutkan bahwa “Purnawarman adalah raja yang gagah berani bagaikan Dewa Wisnu”. Dalam Prasasti Tugu menyebutkan bahwa “Raja Purnawarman dalam pemerintahannya yang ke 22 menggali sungai Gomati yang panjangnya 12 km dalam waktu 21 hari dan memberikan hadiah 1000 ekor lembu kepada para Brahmana”.

c.    Kerajaan Hindu di Jawa Tengah